Pengertian Sejarah Kebudayaan
Islam
Kata “sejarah” berasal dari bahasa Arab, yaitu kata
syajarah dan syajara. Syajarah berarti pohon, sesuatu yang mempunyai akar, batang,
dahan, ranting, daun, bunga, dan buah. Sebagaimana pohon, sejarah dipahami
sebagai cerita masa lalu, mempunyai akar yang menjadi asal-muasal peristiwa
atau sumber kejadian yang begitu penting sampai dikenang sepanjang waktu.
Sejarah memiliki beberapa komponen dasar
diantaranya kejadian, pelaku atau manusia, latar belakang, dan sarat makna dari
sejarah itu sendiri. Empat unsur ini menjadi komponen penting dari sejarah
sebagai suatu peristiwa masa lampau yang berarti. Karena besarnya arti dan maknanya
ini, sejarah menjadi mata pelajaran penting untuk diajarkan di semua jenjang
pendidikan. Meskipun demikian, sejarah harus diajarkan secara gradual, bertahap
sesuai dengan tahapan perkembangan siswa sebagai pembelajar. Tahapan kesulitan
materi itu disesuaikan dengan tingkat kecerdasan intelegensi, emosional, dan
sosial sehingga tujuan pembelajaran sejarah bisa terpenuhi.
Fungsi Sejarah
Sejarah adalah pelajaran yang terbaik, karena ia
menyediakan referensi yang berharga kepada seseorang untuk mengambil keputusan
tanpa harus mengalaminya. Sejarah bisa dijadikan model untuk menentukan sikap
dan membangun masa kini dan mendatang. Sistem dan cara pembentukan masyarakat
oleh Nabi SAW juga bisa dijadikan model untuk membangun masyarakat kini dan
mendatang yang lebih baik. Sejarah adalah Rekreasi. Wawasan sejarah seperti ini membuka peluang dan mengundang orang
untuk melihat kembali sejarahnya dengan sikap kritis dan apresiatif. Sejarah
adalah sesuatu yang dinamis yang bisa dikonstruksi dan rekonstruksi untuk
memahami peristiwa masa lalu dan membangun masa depan yang lebih baik.
Manfaat Sejarah
Berikut ini adalah beberapa manfaat penulisan dan pembacaan sejarah:
1. Menumbuhkan kesadaran komunitas
Sejarah,
baik dalam bentuk cerita atau laporan ilmiah, memiliki fungsi psikologis yang strategis
dan praktis dalam membangkitkan asa dan optimisme suatu komunitas atau bangsa.
Melalui sejarah, seseorang bisa merasakan bahwa dirinya adalah termasuk bagian
dari masyarakat saat ini dan sebelumnya. Pelajaran itu dimanfaatkan untuk
membangun kembali nilai, gagasan, dan konsep yang berguna untuk memperkuat
identitas dan soliditas suatu kelompok.
2. Membangkitkan inspirasi
Sejarah
bukan hanya sekumpulan cerita yang berkaitan dengan tanggal, tokoh, dan tempat
berbagai peristiwa penting terjadi, tetapi juga sarat makna dan menjadi rujukan
untuk mengambil pelajaran (íbrah) dan terutama inspirasi untuk menata hari esok
yang lebih baik. sejarah harus dimanfaatkan sebagai modal untuk membangunkan
kesadaran bahwa peradaban yang lebih baik bisa diusahakan. Pentingnya sejarah
dalam kehidupan ini bisa dilihat dari penceritaan beberapa kisah nabi, rasul
dan umat terdahulu di dalam al-Qur’an. Dalam surat Yusuf ayat 111 disebutkan, “Sesungguhnya
pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”
3. Membiasakan berpikir kontekstual
Teks
sejarah tidak pernah ditulis terlepas dari konteks yang menyertai peristiwa
itu. Pola penulisan sejarah seperti ini bisa membuat pembacanya untuk terbiasa
berpikir dengan cara yang sama, yaitu kontekstual. Meskipun penuh dengan nilai
dan konsep-konsep sulit, sejarah selalu menghadirkan referensi kejadian
historisnya yang melibatkan dimensi ruang dan waktu.
Fungsi
ini disapa di dalam surat ar-Rum ayat 9 yang menganjurkan manusia untuk
mempelajari masa lampau beserta konteksnya, “Dan apakah mereka tidak mengadakan
perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh
orang-orang sebelum mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka
(sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari
apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul
mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka, Allah sekali-kali tidak
berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada
diri sendiri.”
4. Mendorong berpikir kritis
Sejarah
yang dipahami tidak hanya sebagai kumpulan peristiwa dalam kurun dan rentang
waktu tertentu akan mendorong orang untuk berpikir kritis. Sejarah selalu
melibatkan interpretasi dan opini penulisnya. Oleh karena itu, sejarah, baik
melalui fakta atau data dan perspektif maupun membutuhkan cara berpikir kritis
berdasarkan konteksnya, kalau tidak dia akan menjadi korban sejarah.
5. Meningkatkan penghargaan atas jasa
masyarakat sebelumnya
Sejarah
menggambarkan perjuangan masyarakat terdahulu untuk mempertahankan dan mengembangkan
hidup yang lebih baik. Tidak sedikit dari perjuangan itu yang berakhir dengan
tragis. Sejarah bisa mengingatkan seseorang bahwa kehidupan sekarang tidak bisa
dinikmati tanpa perjuangan orang-orang sebelumnya. Dengan melihat dan menyadari
fungsi dan manfaat sejarah bagi masyarakat saat ini dan mendatang, seseorang
tidak akan menyiasiakan waktunya untuk melupakannya. Sejarah bisa berguna
sebagai laboratorium hidup, tempat semua orang bisa belajar. Sejarah juga berfungsi
sebagai materi ajar, sumber yang senantiasa digali untuk membangun masa depan.
Comments
Post a Comment