Selalu berpikir positif adalah perilaku mulia yang tidak bisa digantikan
dengan apa pun. Berpikir positif merupakan salah satu kegiatan memasukkan,
membangun, dan mendatangkan pikiran-pikiran dan kata-kata yang baik. Dengan
begitu, pikiran positif akan memunculkan kebahagiaan, kesenangan harapan,
keinginan yang positif pada setiap keadaan. Berpikir positif akan menghadirkan
keuntungan bagi kita.
Tidak semua orang bisa berpikiran positif, dan menganggapnya hanya sebagai
omong kosong belaka. Masih banyak orang yang tidak tahu cara menggunakan
pikiran positif dengan hasil yang efektif. Bagi orang-orang yang sering merasa
kecewa dan khawatir akan dirinya, maka belajarlah berpikir positif, karena hal
itu bisa membuahkan kekuatan akal.
Setiap manusia mampu mempengaruhi orang lain, baik langsung maupun tidak.
Hal ini merupakan perilaku dari naluri seseorang. Di dalam diri kita terdapat
alam bawah sadar yang meliputi pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh yang
digunakan sewaktu-waktu jika kita membutuhkan. Orang-orang yang ada di sekitar
kita mampu merasakan aura yang dipengaruhi oleh pikiran kita. Apabila kita
berpikir positif, bahasa tubuh kita-lah yang berbicara. Sebaliknya, apabila
berpikiran negatif maka bahasa tubuh kita juga yang berbicara.
Kekuatan pikiran adalah energi yang dahsyat yang bisa membentuk kehidupan
kita. Proses ini biasanya dilakukan di dalam pikiran bawah sadar kita. Akan
tetapi, alangkah baiknya ketika kita melakukannya secara sadar. Tidak ada
kesulitan ketika kita melakukan pikiran positif. Pikiran positif yang selalu
mengelilingi kita akan membawa menuju kesuksesan hidup. Pikiran-pikiran positif
akan mempengaruhi ketenangan hati dan jiwa. Dengan pikiran-pikiran positif,
kita bisa lebih fokus dan mimpi tercapai dengan mudah. Memotivasi diri sangat
penting untuk menuju tangga kesuksesan yang ingin diraih. Ada sebuah hadits
yang menyatakan hubungan pikiran positif, yaitu sebagai berikut:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ حِينَ
يَذْكُرُنِي إِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي
فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ هُمْ خَيْرٌ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ مِنِّي
شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا
تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً
"Aku berada pada
sangkaan hamba-Ku, Aku selalubersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia
mengingat-Ku makaAkumengingatnyapada diri-Ku,jikaiamengingatKu dalam suatu
kaum, maka Aku mengingatnya dalam suatu kaum yang lebih baik darinya, dan jika
ia mendekat kepada-Ku satu jengkal, maka Aku mendekat padanya satu hasta, jika
ia mendekat pada-Ku satu hasta maka Aku mendekat padanya satu depa, jika ia
datang kepada-Ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan datang kepadanya dengan
berlari." (HR. Muslim).
Khadijah Ra. sebagai istri pertama Rasulullah Saw., merupakan wanita yang
memiliki keistimewaan-keistimewaan yang mulia. la adalah wanita yang memiliki
perilaku-perilaku yang agung. Bahkan, setelah Khadijah Ra. meninggal, ia masih
menjadi penyebab cemburunya istri-istri Rasulullah Saw. lainnya. Betapa tidak,
ia wanita yang memiliki kepribadian dewasa, mandiri, dan selalu berpikiran
tenang. Karena perilaku itulah, ia layak menjadi teladan sepanjang zaman.
Khadijah Ra. adalah wanita pemberani. la selalu memiliki pikiran-pikiran
yang rasional. Hal ini terbukti, ketika akan menikah dengan Rasulullah Saw. la
memberikan waktu kepada dirinya sendiri untuk berpikir dan mencerna apa yang
akan dilakukannya. la ingin menikah dengan Rasulullah Saw. tidak karena untuk
kepentingan-kepentingan dunia, karena dirinya tergolong orang yang kaya. Itu
adalah panggilan hatinya yang memang sudah diarahkan oleh Allah Swt. Akhirnya,
pernikahan tersebut berlangsung khidmat dan mendapat ridha Allah Swt.
Bercermin dari proses perjalanan pernikahan Khadijah Ra. tampak sekali
bahwa ia merupakan wanita pemberani yang selalu memiliki pikiran positif dan
sama sekali tidak gegabah dalam mengambil sebuah keputusan. la juga tidak
pernah merasa takut dan terkungkung dengan ketakutan hatinya sendiri terhadap
perbedaan-perbedaan yang membentang antara dirinya dan Rasulullah Saw. Dengan
selalu berpikir positif, ia yakin bahwa yang dilakukannya itu benar. Meskipun
demikian, ia tidak pernah mengedepankan emosinya. Ia mampu menggunakan akal dan
pikirannya dengan tenang sehingga keputusannya selalu benar. la selalu
merenung, mencari tahu, dan mempertimbangkan banyak hal sehingga dirinya mampu
menemukan satu titik yang membuat hidupnya berubah.
Khadijah Ra. memiliki sikap dan perilaku yang sangat luar biasa. Khadijah
Ra. tidak hanya menjadi istri Rasulullah Saw, tetapi ia juga melayani umat
lainnya demi membela Islam. Dengan keberaniannya, ia mampu membuat Rasulullah
Saw. selalu percaya diri dengan yang akan dilakukan untuk berdakwah. Rasulullah
Saw. menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi berbagai problem yang
menghadang tugasnya dalam menyebarkan agama Islam. Dengan ketenangan
berpikirnya pula Khadijah Ra. mampu membuat Rasulullah Saw. tenteram dan damai.
Sehingga Rasulullah Saw. tidak gegabah dalam mengambil sebuah keputusan
_________________________________________________
Pustaka:
- Atiqah Hamid, Air Mata
Kanjeng Nabi (Yogyakarta: DIVA Press, 2015), hlm. 129-133.
- James Borg, Buku Pintar
Membaca Bahasa Tubuh (Yogyakarta: Think, 2009), hlm. 106.
- Ummu Haidar Fawa,
Keistimewaan-Keistimewaan... hlm. 28
Comments
Post a Comment